Jenis Hati dan Karakternya

Salah satu hal yang harus dimiliki manusia agar mempunyai kepribadian yang matang adalah manusia mampu mengkondisikan hati agar selalu sehat, di bawah ini akan diuraikan karakter hati dan berbagai penyakit, dengan harapan manusia mampu menjaga hati agar tetap sehat. Dan membahas masalah hati erat kaitannya dengan masalah ruh, karena ruh letaknya di hati, jadi asupan ruh sebagaimana asupan buat hati.

أَلا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
رواه البخاري ومسلم

“Ketahuilah, Sesungguhnya dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak. Maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah Qolbu”. (HR. Bukhori dan Muslim)

Pada QS. Al-A’rof: 205 dan QS. Al-Isra`: 36, Allah mengkhususkan penyebutan penglihatan, pendengaran dan hati di antara semua anggota tubuh lainnya karena merekalah anggota tubuh yang paling mulia dan sempurna. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan perbandingan ketiga anggota tubuh ini dalam Al-Majmu’ Al-Fatawa (9/310) yang kesimpulannya sebagai berikut. Penglihatan adalah yang terendah di antara ketiganya karena dia hanya bisa mengetahui sesuatu yang terlihat pada saat itu. Pendengaran dan hati bisa mengetahui sesuatu yang tidak terlihat, baik yang terjadi di zaman dahulu maupun di zaman yang akan datang. Hati itu sendiri bisa memahami sesuatu sementara pendengaran hanya berfungsi sebagai pengantar ucapan yang berisi ilmu kepada hati.

Abi ‘Inabah Al-Khaulani radhiyallohu ‘anhu meriwayatkan bahwa nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Alloh memiliki bejana dari penduduk bumi, dan bejana Rabb kalian adalah hati hamba-hamba-Nya yang shalih. Hati yang paling dicintai-Nya adalah yang paling lembut dan lunak”.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam menyerupakan hati dengan bejana, karena hati adalah bejana yang menjadi tempat bagi kebaikan dan kejahatan. Berkaitan dengan hal ini, ada yang mengatakan, “Setiap bejana akan melindungi apa saja yang berada di dalamnya.” (Abdul Hadi bin Hasan Wahbi, 2008)

Sesungguhnya amalan-amalan hati memiliki nilai dan kedudukan yang sangat tinggi, memperhatikan dan berilmu dengannya adalah termasuk al-maqashid (tujuan) bukan sekedar wasa`il (sarana dan perantara). Karenanya termasuk perkara yang terpenting adalah menjelaskan pentingnya dan kedudukannya dalam nash-nash Al-Qur`an dan As-Sunah, serta menjelaskan berbagai maslahat yang lahir dari baiknya hati serta semua mafsadat yang lahir dari jeleknya hati.

Karenanya Allah berfirman “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10)

Dari sini dapat kita pahami bahwa pokok kemulian bukanlah pada rupa, serta tidak pula pada harta dan jabatan. Akan tetapi Allah memandang kepada hati dan amalan seseorang. Sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda Pada QS. Al-A’rof: 205 dan QS. Al-Isra`: 36, Allah mengkhususkan penyebutan penglihatan, pendengaran dan hati di antara semua anggota tubuh lainnya karena merekalah anggota tubuh yang paling mulia dan sempurna. 

Sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamdalam sabda

«إِنَّ اللّه تَعَالَى لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ» رواه مسلم.

“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan harta kalian, dan akan tetapi Ia memandang kepada hati dan amalan kalian”.

Related Posts

Jenis Hati dan Karakternya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.